KATA
PENGANTAR
Dewasa
ini minat untuk mempelajari Kitab Suci khusunya Perjanjian Baru semakin
berkembang di tengah-tengah orang Kriten,tidak hanya para pendeta,penginjil
atau mahasiswa teologi yang tertarik untuk mempelajari dan mendalami sabda
Tuhan dalam Kitab Suci,untuk itu dibutuhkan bahan-bahan yang yang membahas
tentang dunia Perjanjian Baru oleh sebab itu penulis membuat makalah seputar
Kitab Injil dan Kisah Para Rasul,yang dibahas dalam makalah ini adalah
poin-poin penting seputar Kitab Injil dan Kisah Para Rasul.
Tersusunnya
makalah ini tidak lepas dari peranan besar teman-teman,terima kasih juga kepada
Bapak Dosen yang memberikan kesempatan untuk meberikan kesempatan kepada saya
untuk menyusun makalah ini.
Semoga
Makalah ini menjadi bagian dalam perjalanan kita untuk mempelajari Kitab Injil
dan Kisah Para Rasul.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Memasuki dunia cerita
Kitab Injil dan Kisah Para Rasul berarti
memasuki suatu dunia yang penuh konflik
dan ketegangan, suatu dunia yang penuh dengan teka-teki atau perumpamaan dan
makna yang tersembunyi. Dari semua itu, yang paling mengesankan adalah sang Pahlawan
cerita itu sendiri.
Kitab Injil dan Kisah Para Rasul berbicara tentang masalah-masalah yang
besar, tentang kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan, keberhasilan dan
kegagalan manusia. Tujuannya adalah untuk menyelidiki cerita yang terdapat
dalam Kitab Injil dan Kisah Para Rasul. Dan membantu kita untuk memperoleh
kembali pengalaman akan kitab Injil dan Kisah Para Rasul sebagai suatu kesatuan
cerita, memperoleh pemamahan yang lebih baik atas cerita menyeluruh dan menilai
pengaruhnya terhadap diri pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbandingan
keempat injil
Keempat injil ini memuat
empat kisah sejarah mengenai Tokoh yang sama, ialah Yesus. Para pengarang
injil-injil ini meriwayatkan peristiwa-peristiwa yang sama, tetapi dengan
beberapa perbedaan yang saling menjelaskan. Hanya Matius dan Lukas saja
meriwayatkan peristiwa kelahiran Yesus dan masa kanak-kanak-Nya. Matius dan
Markus menceritakan pelayanan Yesus di Galilea dan kunjungannya ke Yerusalem,
sedangkan Lukas dan Yohanes tidak menyinggung hal itu. Demikian juga pelayanan
Yesus di Yudea hanya diriwayatkan oleh Matius dan Markus, sedangkan
peristiwa-peristiwa terakhir, yaitu mengenal penderitaan dan kematian Yesus,
diceritakan oleh semua pengarang injil dengan cukup lengkap
B. Keempat
injil
A. Injil
Matius
v Latar Belakang
Injil ini tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan
"Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang
tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula
( kira-kira sejak tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius,
salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk
Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, maka Injil Matius ditulis untuk
orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam
banyak hal, termasuk
1. Ketergantungannya pada penyataan, janji, dan
nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama
dinantikan;
2. Hal menurut garis silsilah Yesus, bertolak
dari Abraham (Mat 1:1-17);
3. Pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus
adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat
20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4. Penggunaan
istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan
"Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga
segan menyebut nama Allah secara langsung dan
5.
Petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa
memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi.
Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada
seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis.
Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan
tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70
M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab
percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama
ditulis.
v Tujuan penulisan.
1. Untuk
memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan
Yesus,
2. Untuk
meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan
oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
3. Untuk
menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus
dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
1. Hampir semua orang Israel menolak Yesus dan
kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang
rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
2. Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam
kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua
bangsa.
v Ciri-ciri khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
1. Kitab ini
merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
2. Ajaran
dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling
teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil
ini untuk membina orang yang baru bertobat.
3. Kelima
ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat
pengajaran Yesus
a. selama pelayanan-Nya di Galilea dan
4. Kerajaan
Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di
PB.
5. Matius
menekankan
a. standar-standar
kebenaran dari Kerajaan Allah
(pasal 5-7; Mat 5:1-7:29);
b. kuasa
kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
c. kejayaan
kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
6. Hanya
Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang
menjadi milik Yesus.
v Struktur sederhana injil Matius
W 1:1-2:23 : Daftar asal usul Yesus dan peristiwa
kelahirannya
W 3:1-12 : Pekerjaan Yohanes Pembabtis
W 3:13-4:11 : Baptisan dan godaan terhadap Yesus
W 4:12-18:35 : Pelayanan Yesus di Galilea
W 19:1-20:34 : Perjalanan Yesus ke Yerusalem
W 21-25 : Karya Yesus di Yerusalem
W 26-27 : Kisah Pengadilan dan penyaliban Yesus
Kristus
W 28 : Kebangkitan Yesus Kristus.
B.
Injil
Markus
v Latar belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling
singkat tentang "permulaan Injil tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun
nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi semua Injil),
dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus
adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan
pertama orang Kristen (Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena
berhubungan dengan pelayanan tiga orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol
4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet 5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa
bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh isi Injilnya dari hubungannya dengan
Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk
orang Romawi yang percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas,
sebagian
besar sarjana menetapkan tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil
ini yang pertama di tulis.
v Tujuan Penulisan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh
masyarakat dan banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan
kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara para syahid Kristen di Roma itu
terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang pimpinan gereja di
Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai
suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan
terhadap masa penganiayaan ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam
orang
percaya di Roma, dan jikalau diperlukan, mendorong mereka untuk dengan
setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan,
penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
v Survei
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan
Yesus sebagai Putra Allah dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang
menentukan dalam kitab ini adalah episode di Kaisarea Filipi, yang disusul oleh
peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27-9:10), ketika identitas dan misi penderitaan
Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama kitab
Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang
dilakukan Yesus dan pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda
bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus
memberitahukan dengan terus terang kepada para murid bahwa Dia harus
"menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr
8:31). Banyak ayat dalam kitab ini menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan
(mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38;Mr 10:33-34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah
mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan bahwa Ia berkenan kepada
mereka.
v Ciri-ciri khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:
1. Injil ini
penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa
yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat
perumpamaan-Nya)
2. Injil ini
khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi,
meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan
istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
3. Injil ini
bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari
episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata
keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
4. Injil ini
ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan
Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian
v Struktur sederhana injil Markus
W 1:1-13 : Kabar baik mengenai Yesus Kristus
W 1:14-9:50 : Pelayanan Yesus di Galilea
W 10:1-52 : Perjalanan menuju Yerusalem
W 11-13 : Karya Yesus di Yerusalem
W 14-16 : Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus
C.
Injil Lukas
v Latar belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan
kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis
tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari
kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri
menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan
Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk
menulis kepada Teofilus (artinya, "seorang yang mengasihi Allah")
guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi
akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas
dua bagian:
1. Kelahiran,
kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil
Lukas), dan
2. Pencurahan
Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula (Kitab
Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari
seluruh PB
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang
saudara "yang kekasih ... seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang
teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui
bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan
yang teliti dan teolog yang diilhami.
Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki
Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis
Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil
yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa
Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh
para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil
yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki
segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3).
Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di
penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23-26:32), dan menyelesaikan Injilnya
menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan
Paulus (Kis 28:16).
v Tujuan penulisan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan
suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang
dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis
1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh
Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta
orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti
kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk
1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan
Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut
silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak
hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17).
Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang
ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam
akan keselamatan.
v Survei
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk
1:5-2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa
pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes
Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi
pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
1. Pelayanan-Nya
di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14-9:50),
2. Pelayanan-Nya
pada perjalanan terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:27), dan
3. Minggu
terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28-24:43).
Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup
mencolok di dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan
perumpamaan-perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam
perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51-19:27). Bagian ini mengandung himpunan
materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan
perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci
(Luk 19:10) dari Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi
Lukas yang khusus ini.
v Ciri-ciri khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
1. Injil ini
adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus
sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang
dalam PB.
2. Kitab ini
mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan dan
isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik
sekali.
3. Lukas
menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa
keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
4. Perhatian
Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para wanita,
anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
5. Injil
Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
6. Gelar
yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
7. Tanggapan
sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
8. Roh Kudus
diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk
1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49
v Struktur sederhana injil Lukas
W 1:1-4 : Kata pengantar penulis
W 1:5-2:52 : Kisah kelahiran Yohanes Pembabtis, Yesus
Kristus serta
masa kecil mereka
W 3-4:13 : Awal karya Yohanes Pembabtis dan Yesus
W 4:14-9:50 : Kisah Yesus berkarya di Galilea
W 9:51-19:27 : Kisah pelayanan Yesus ketika menuju
ke Yerusalem
W 19:28-21:38:
Karya Tuhan Yesus di Yerusalem
W 22-24 : Saat terakhir karya Yesus di dunia.
D.
Injil
Yohanes
v Latar belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat
banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak
ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna
rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak
langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh
20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung
dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak
Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti
Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya,
sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis
"Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai
sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi
berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai
suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang
menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
v Tujuan penulisan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu
"supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari
Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan
"percaya" (Yoh 20:31). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia
menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes
menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus
percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam
persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan
ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung
yang kedua sebagai tujuan utama.
v Survei
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat
bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak
angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
1. Tujuh
tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh
9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh
6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus
tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
2. Tujuh
pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh
11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara
kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
3. Kebangkitan
tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian
bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
1. Pasal
1-12 (Yoh 1:1-12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus.
Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh
pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak
Yesus sebagai Mesias mereka.
2. Setelah
ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh
13:1-21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat
perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini
mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal
14-16; Yoh 14:1-16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk
murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan
ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1-19:42)
v Ciri-ciri khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
1. Keilahian
Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan
pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh
1:14) sampai akhirnya dengan
pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah
Putra Allah yang menjadi manusia.
2. Kata
"percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima
Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang
menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
3. "Hidup
kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk
kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan
mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini
mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun
pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
4. Pertemuan
pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
5. Pelayanan
Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara
terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
6. Injil ini
menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah
Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang
(Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan
sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
7. Angka
tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan
"Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh
di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
8. Kata-kata
dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging",
"kasih", "kesaksian", "tahu",
"kegelapan", dan "dunia".
v Struktur sederhana injil Yohanes
W 1:1-18 : Pendahuluan
W 1:19-51 : Kisah seputar pelayanan Yohanes Pembabtis
dan
pemanggilan murid-murid Yesus yang pertama
W 2:1-12:50 : Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
W 13:1-19:42 : Pelayanan terakhir Yesus sekitar
dan di Yerusalem
W 20:1-21:23 : Kisah kebangkitan dan Penampakkan
diri Yesus
W 21:24-25 : Penutup
C.
Kisah
Para Rasul
v Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada
seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama
pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan
mula-mula
dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab
ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang
kekasih" (Kol 4:14). Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada
Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan
kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan.
1. “Dalam
bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
2. Buku yang
kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus
di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat
dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama
dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran
Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54
kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang
berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah
dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan
Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan
cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam
tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
1. Keempat
Injil dan
2. Surat-surat
Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di
antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah
benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan
untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat
dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis
16:10-17; Kis 20:5-21:18; Kis 27:1-28:16).
v Tujuan penulisan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya
mempunyai dua tujuan.
1. Lukas
menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme
yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
2. Dia
mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan
baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk
memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh
Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari
bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam
kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
v Survei
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang
dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan
apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga,
melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan
jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada
murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan
dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi
ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji
bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka --
kuasa untuk menjadi saksi-Nya
1. "di
Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1-7:60),
2. "di
seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1-12:25), dan
3. "sampai
ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1-28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan
manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh
negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti
Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan
iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang
banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil
(lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat
malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang
ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil
dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan,
seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi
(pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari
luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus
dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke
kota yang lain. Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1-12:25) pusat utama dari
penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka
yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1-28:31)
pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus
menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang
yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para
Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya
di depan Kaisar. Walaupun hasil
pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap
memberitakan Kerajaan Allah.
v Ciri-ciri khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
1. Gereja:
kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama
beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
2. Roh
Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali;
baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8),
keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11),
kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh
(Kis 19:6).
3. Amanat
gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan
yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang
memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam
kitab-kitab PB lainnya.
4. Doa:
Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh;
kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
5. Tanda-tanda,
keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran
Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
6. Penganiayaan:
pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan,
baik dari pihak agama maupun yang sekular.
7. Urutan
Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan
kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
8. Wanita:
keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan
gerejani.
9. Kemenangan:
tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta
penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu
perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja
dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari
terakhir" (bd.Kis 2:17).
Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan
menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh.
Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan
gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali
penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa
Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang
mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat,
karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan
gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya
pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya
gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus
Kristus.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
melihat uraian pembahasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ke empat Injil
masing-masing saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada Injil yang
lain dan perbedaan-perbedaan
yang ada dalam masing-masing Injil tidaklah perlu untuk dipermasalahkan.
Kitab Kisah
Para Rasul memiliki tujuan yang lebih kepada bagaimana kita sebagai umat
percaya senantiasa bertekun dalam pengajaran dan pengabaran Injil kabar baik ke
seluruh dunia tanpa merasakan takut dan gentar karena kita memiliki keyakinan
bahwa Tuhan ada bersama-sama dengan kita dan menyertai setiap langkah-langkah
kita.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman,
Adina, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
St.
Eko Riyadi,Pr. 2011.MATIUS “Sungguh,Ia ini adalah Anak
Allah”Yogyakarta:Kanisius
David
Rhoads dan Donald Michie. 2004.Injil Markus sebagai cerita
Irving
L.Jensen.2000.Lukas “Buku Penuntun Belajar”. Yayasan Kalam Hidup
Ds.H.v.d
Brink.2008.Tafsiran Kitab Kisah Para Rasul.Pt.BPK Gunung Mulia
0 komentar:
Posting Komentar