FILSAFAT BARAT
Sejarah filsafat
barat mulai di Milete, Asia Kecil sekitar tahun 600 sm. Pada waktu itu Milete
merupakan jalur perdagangan Mesir, Itali, Yunani dan Asia. Akibatnya banyak ide
bertemu di sini sehingga Milete menjadi pusat intelektual waktu itu. Para
filsuf mulai mengamati alam untuk menelaah bahan dasar dan
perubahan-perubahannya. Mereka secara perlahan membebaskakan diri dari jawaban
mitos dan mulai mengambil langkah menuju penalaran ilmiah, dengan demikian
menjadi pendahulu dari sains.
Thales
berpendapat bahwa segala sesuatu bersala dari air. Sedangkan Anaximander
(610-540 sm), berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari yang tidak
terbatas. Menurut Anaximenes ( udaralah yang merupakan unsur induk dari segala
sesuatu. Pytagoras yang pertama kali menyebut dirinya filsuf berasal dari Itali
selatan. Filsuf lain yang penting dari permulaan zaman kuno adalah Herakleitos
(500 sm) dan Parmenides (515-440 sm). Herakleitos mengajarkan bahwa segala
sesuatu mengalir (panta rhei), segala sesuatu berubah terus menerus seperti air
dalam sungai. Sebaliknya Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru tidak
berubah. Segala sesuatu yang betul-betul ada, itu kesatuan mutlak yang abadi
dan tak terbagikan.
Filsafat Yunani
Puncak filsafat
Yunani dicapai pada Sokrates, Plato dan Aristoteles. Para filsuf alam mereka
biasa disebut pra-Socrates. Sejak zaman Sokrates, Athena merupakan pusat
kebudayaan Yunani. Sejak saat itu filsafat mengambil arah baru. Jika sebelumnya
filsuf mamusatkan perhatian pada dunia fisik semata, maka pada zaman Sokrates,
filsafat memusatkan perhatian pada
individu dan kedudukannya dalam masyarakat. Bersamaan dengan masa sokrates,
muncul kelompok guru dan filsuf yang berkeliling mencari nafkah dengan mengajar
para warga negara dengan imbalan uang. Mereka ini disebut kaum sophis. Menurut
kaum sophis tidak ada norma mutlak untuk menetukan apa yang benar dan apa yang
salah.
0 komentar:
Posting Komentar