Struktur
Filsafat
Filsafat
mempertanyakan tentang seluruh kenyataan, tetapi sekaligus dengan itu salah
satu segi dari kenyataan sekaligus menjadi titik focus penyelidikannya.
Secara
umum filsafat dapat dibagi dalam empat kelompok yaitu:
a. Filsafat
tentang pengetahuan:
·
Epistemology
·
Logika
·
Kritik ilmu-ilmu.
b. Filsafat
tentang keseluruhan kenyataan:
·
Metafisika umum (ontology)
·
Metafisika khusus (teologi metafisik,
antropologi, kosmologi)
c. Filsafat
tentang tindakan
·
Etika
·
Estetika
d. Sejarah
filsafat.
A. EPISTEMOLOGI
Kata
epistemology berasal dari bahasa Yunani episteme
dan logos, yang berarti pengetahuan
tentang pengetahuan. Menggumuli pertanyaan sekitar pengetahuan; seperti apakah
pengetahuan itu? Apa yang menjadi sumber dan dasar pengetahuan? Apakah
pengetahuan itu berasal dari pengamatan, pengalaman, atau akal budi? Apakah
pengetahuan itu kebenaran pasti atau hanya dugaan?
Pengetahuan adalah suatu kata yang digunakan
untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorng tentang sesuatu.
Pengetahuan senantiasa memiliki subyek, yakni yang mengetahui, karena tanpa ada
yang mengetahui tidak mungkin ada pengetahuan. Jika ada subyek maka pasti ada
pula objek, yakni sesuatu yang ihwalnya diketahui atau hendak diketahui.
Pengetahuan
bertautan erat dengan kebenaran, karena demi mencapai kebenaranlah pengetahuan
itu eksis. Kebenaran ialah kesesuaian pengetahuan dengan objeknya.
Ketidaksesuaian pengetahuan dengan objeknya disebut kekeliruan. Suatu objek ,
memiliki begitu banyak aspek yang amat sulit untuk dapat diungkap secara
serentak. Dalam kenyataan manusia hanya dapat mengunkapkan serbagian dari aspek
tersebut dan yang lainnya tetap tersembunyi. Itulah sebabnya amat sulit
mencapai kebenaran lengkap dari objek tertentu, apalagi mencapai kebenaran dari
segala sesuatu yang dapat dijadikan objek pengetahuan, suatu hal yang mustahil.
Sumber-sumber pengetahuan
Para
filsuf memberikan beberapa paham yang berbeda mengenai sumber pengetahuan.
Ada
dua aliran filsafat memainkan peranan besar dalam diskusi tentang sumber dan proses
pengetahuan yaitu rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme , mengajarkan bahwa akal
budi merupakan sumber utama pengetahuan (mis. Plato, Descartes, Spinoza dan
Leibniz). Bahkan ada filsuf yang secara ekstrem menekankan bahwa akal budi
adalah satu-satunya sumber bagi pengetahuan. Pikiranlah yang menentukan dalam
proses pengetahuan.
Empirisme, mengajarkan bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman inderawi, dan bukan dari akal budi karena akal budi
diisi dengan kesan-kesan yang berasal dari pengamatan (mis. F. Bacon, T. Hobbes
dan John Locke). Tidak ada suatu pun juga dalam akal manusia yang tidak berasal
dari pengalaman indrawi.
Empirisme
dan rasionalisme didamaikan oleh Immanuel Kant yang memperlihatkan bagaimana
peranan panca indera dan akal budi dalam proses pengetahuan.
Apakah ada pengetahuan yang benar
dan pasti? Para penganut skeptisisme
pada umumnya sependapat bahwa segala sesuatu, termasuk yang dianggap “sudah
pasti”, dapat saja disangsikan kebenarannya. Para skeptisis meragukan apa saja.
Tetapi setidaknya satu hal yang tidak diragukan lagi oleh mereka bahwa segala
hal dapat diragukan. Untuk membenarkan
diri, secara ekstrem mereka berpegang pada ungkapan Sokrates, “yang saya ketahui
adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa”.
John Wilkins, membedakan antara pengetahuan
tertentu yang sempurna dan pengetahuan tertentu yang sudah pasti. Tidak seorang
pun manusia dapat meraih pengetahuan yang sempurna karena kemampuan manusia
telah cacat dan rusak. Namun demikian ada pengetahuan tertentu yang sudah
pasti, misalanya matahari terbit dari timur, api bersifat panas, air bersifat basah dst.
Pandangan pemikir yang menyangsikan
segala sesuatu telah lama dibantah oleh pemikir seperti Augustinus dan
Descartes. Mereka mengatakan bahwa skeptisisme tidak dapat dipertahankan secara
konsisten.
B. LOGIKA
Logika
adalah ilmu pengetahuan mengenai teknik-teknik berpikir yang sah dan tepat. Logika
melatih orang untuk terampil dalam bernalar secara tepat atau lurus. Suatu argumentasi betul jika semua langkah
dari argumentasi itu betul..
C. KRITIK
ILMU-ILMU
Kritik
ilmu disebut juga filsafat ilmu. Ilmu-ilmu dapat dibagi atas tiga bagian yaitu:
Ø Ilmu
formal, al. matematika logika, dll.
Ø Ilmu-ilmu
empiris formal, al. ilmu alam, ilmu hayat, dll
Ø Ilmu-ilmu
hermeneutis, al. sejarah, ekonomi, dll
Kritik
ilmu membahas mengenai teori-teori tentang pembagian ilmu-ilmu, metode ilmu-ilmu,
dasar kepastian ilmu pengetahuan.
D.
METAFISIKA UMUM (ONTOLOGI)
Istilah metafisika berasl dari
bahasa Yunani meta ta fisika (sesudah
fisika). Metafisiska adalah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif
mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada. Metafisika umum
(ontology) berbicara tentang segala sesuatu sejauh itu “ada’.
Pertanyaan –pertanyan ontologism
yang utama al., apakah realitas merupakan kesatuan atau tidak?, apakah alam
raya berada dalam peredaran yang ababadi diaman semua gejala kan terulang
kembali seperti siklus atau justru suatu proses perkembangan?, apakah
eksistensi dari segala sesuatu yang ada merupakan realitas yang Nampak atau
tidak?,dst. Unutk menjawab pertanyaan –pertanyaan ontologis ada tiga teori
ontologism yang terkenal.
1. Idealisme
Realitas
yang sesungguhnya bukanlah yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan
segala sesuatu yang tampak mewujudnyata dalam alam inderawi hanya merupakan
gambaran atau bayangan dari yang sesungguhnya yang berada dalam ide.
Tokh-tokohnya misalnya George Berkeley, Immanuel Kant dan Hegel.
2. Materialisme
Materialism
menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Ada adalah yang keberadaanya semata-mata
bersifat material. Jadi realitas sesunggunya adalah alam kebendaan. Demokritus
mengatakan bahwa seluruh realitas terdiri dari begitu banyak unsure yang tidak
dapat dibagi yang disebut atom. Thomas Hobbes berpendapat bahwa seluruh
realitas adalah materi yang tidak bergantung pada gagasan dan pkiran kita.
3. Dualism
Dualism
mengakui bahwa realitas terdiri dari materi yang ada secara fisis dan mental
atau yang beradanya tidak kelihatan
secara fisis.
Metafisika
umum sering disebut sebagai puncak dari filsafat, karena pertanyaan dari
ontology langsung berhubungan dengan sikap manusia terhadap pertanyaan paling
dasar yaitu pertanyaan tentang adanya Transendensi atau Allah. Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut dirumuskan menjadi empat jenis kepercayaan ontologism ,
yaitu:
v Ateisme,
mengajarkan bahwa Allah tidak ada, manusia sendirian dalam kosmos, sendirian di
bawah surga yang kosong.
v Agnotisisme
mengajarkan bahwa tidak dapat diketahui apakah Allah ada atau tida, sehingga
pertanyaan tentang Allah terbuka.
v Panteisme,
seluruh kosmos sama dengan Allah, tidak ada perbedaan antara pencipta dan
ciptaan.
v Teisme,
mengajarkan bahwa Allah itu ada dan terdapat perbedaan antara pencipta dan
ciptaan. Allah boleh disebut “engkau”.
Dalam
ontology Allah disebut “Mengada”; sumber dari segala sesuatu sejauh itu ada ,
pencipta dari seluruh ciptaan.
E.
METAFISIKA KHUSUS
1.
Teologi Metafisik
Dalam
teologi metafisik diselidiki tentang apa yang dapat dikatakan tentang adanya
Allah, lepas dari agama dan wahyu. Hasilnya hanya sedikit namun dapat berguna
bagi dialog antar agama dan menciptakan ruang dialog antara iman dan akal budi.
Teologi
metafisik tradisional biasanya terdiri dari dua bagian : bagian pertama
berbicara tentang bukti – bukti untuk adanya Allah, bagian kedua berbicara
tentang nama – nama ilahi. Kedua tema ini masih tetap penting, tetapi sekarang
dalam teologi metafisik diberikan banyak perhatian kepada “bahasa” tentang
Allah, bahasa religius,bahasa teologis, bahasa Kitab Suci, dan bahasa doa. Oleh
karena itu, teologi metafisik (atau teologi falsafi) juga disebut meta –
teologi karena diadakan suatu refleksi tentang bahsa teologi, sesuatu yang
datang “sesudah” teologi sendiri, seperti halnya metafisika datang sesudah
fisika dan meta – etika datang sesudah etika.
Iman
falsafi yang dicapai dalam teologi metafisik tidak cukup. Iman ini dalam
tradisi sering disebut praeambulum fidei ‘ langkah sebelum iman ‘ atau ‘ ambang
pintu dan persiapan untuk iman.
2.
Antropologi
Cabang
filsafat yang berbicara mengenai manusia disebut antropologi. Menggumuli
pertanyaan sekitar “siapakah manusia itu”. Manusia hidup, dalam banyak dimensi
sekaligus. Manusia adalah materi sekaligus hidup, badan dan jiwa, mempunyai
kehendak dan pengertian. Manusia adalah individu yang tidak dapat lepas dari
orang lain. Dalam dirinya terdapat pertemuan antara kebebasan dan keharusan,
antara masa lampau yang tetap dan masa depan yang belum pasti. Semua dimensi
ini berkumpul dalam satu kata “aku”. Perttanyan mengenai siapakah manusia telah
dibahas sepanjang sejarah, tetapi akan tetap terbuka sampai kanpun, karena
manusia menyimpan sejuta misteri.
4. Kosmologi
Kosmologi
atau filsafat alam
berbicara tentang dunia. Kosmologi memandang alam sebagai suatu proses. Kosmos
itu bukan system tetap dan tak terhingga, melainkan suatu proses perkembangan.
F.
ETIKA
Etika
atau filsafat moral berbicara tentang praksis manusiawi, bagaimana manusia
harus bertindak .Tindakan manusia ditentukan oleh
macam-macam norma. Norma yang paling penting adalah norma moral yang berasal
dari suara batin. Etika menolong manusia untuk mencapai kesadaran moral yang
otonom.
Etika dibagi atas etika deskriptif dan etika normatif dan kadang ditambahkan dengan
metaetika. Etika deskriptif adalah gambaran dari
kesadaran moral (suara batin), dari norma-norma dan konsep-konsep etis. Etika normative atau filsafat moral adalah apa yang
seharusnya menjadi tindakan kita.
Sedangkan metaetika adalahsuatu studi analitis terhadap disiplin etika dengan
mengggunakan berbagai teori misalnya teori naturalis, teori kognitivis, t.
Intuitif, t. Subjektif, t. Emotif, dll.
G.ESTETIKA
Estetika
adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai keindahan.Dalam estetika dicari
hakikat dari keindahan, bentuk – bentuk
pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan
alam dan keindahan seni), dan diselidiki emosi – emosi manusia sebagai reaksi
terhadap yang indah, yang agung, yang tragis , yang bagus, yang mengharukan,
dan seterusnya. Mengapa
kita sangat tertarik pada pengalaman,
karya – karya seni tertentu ? Mengapa materi, dunia, atau hidup kita kadang –
kadang seakan – akan “transparan” sehingga kita melihat atau mendengar lebih banyak daripada
yang memang kelihatan atau terdengar. Dalam
estetika dibedakan atas estetika deskriptif yang menggambarkan gejala – gejala
pengalaman keindahan sedangkan estetika normatif mencari dasar pengalaman itu
H.SEJARAH
FILSAFAT
Dalam
sejarah filsafat kita bertemu dengan hasil penyelidikan semua cabang
filsafat.Sejarah filsafat mengajarkan jawaban – jawaban yang diberikan oleh
pemikir – pemikir besar, tema – tema yang dianggap paling penting dalam periode
– periode tertentu, dan aliran – aliran besar yang menguasai pemikiran selama
suatu zaman antara suatu bagian dunia tertentu.Cara berpikir tentang manusia,
tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian, tentang kebebasan dan
cinta, tentang apa yang baik dan yang jahat, tentang materi dan jiwa alam dan
sejarah
0 komentar:
Posting Komentar