MAKALAH
SEJARAH GEREJA UMUM II
“
Sejarah Gerakan Pietisme Dan
Implikasi
Dalam Masa Kini”
Disusun
Oleh:
Krisnataniel
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah perkembangan gereja mengalami
banyak tantangan dan hambatan namun hambataan ini sangat membuat gereja dalam
perkembangannya semakin memperbaiki diri dan membuat gereja lebih menerima
kritikan dari pihak-pihak lain. Gerakan pencerahan adalah satu gerakan yang menyatakan bahwa dalam segala hal tidak
perlu manusia tunduk pada keprcayaaan atau keyakinan apa saja yang dianjurkan kepadanya oleh kekuasaan diluar dirinya sendiri, misalnya oleh alkitab
atau gereja, atau oleh adat istiadat yang dijalankan secara turun temurun.
Manusia hendaknya mementingkasn pikirannya sendiri dan menganut apa yang dapat
diterima oleh otaknya, apa yang masuk diakalnya. Dalam hal ini mereka disebut
kaum rasional yang hanya mau percaya kepada hal yang masuk akal. Hal-hal diluar
akal manusia sangat ditolak mentah-mentah. Dan dengan bertolak dari ajaran ini
maka pada abad ke 18 muncullah suatu aliran yang menamakan diri aliran pietisme.
Aliran ini melawan aliran pencerahan dan juga mengkritik habis-habisan gereja
sehingga penganut dari paham ini menganggap
gereja-gereja sebagai “mati”. Dari peristiwa tersebut kemudian banyak
tokoh-tokoh pietisme yang bergabung di berbagai lembaga misi dan suatu produk
dari pietisme adalah gereja-gereja misalnya Gereja Toraja yang merupakan hasil
dari pietisme melalui lembaga GZB yang kemudian datang di Toraja dan memulai
pekabaran Injil dan sampai sekarang banyak yang kemudian berkemabang di Toraja.
Berhubungan dengan hal itu suatu tantangan dalam perkembangan gereja sekarang
dimana perkembangan di dunia bagian barat dalam hal ini Eropa tidak lagi
diperhatikan mengenai perkembangan pekabaran injil akibatnya banyak
gereja/tempat ibadah di sekitar Eropa sekarang misalnya Belanda sekarang yang
sudah menjadi museum atau bahkan tempat hiburan lain. Suatu ironi disini dimana
negara-negara yang dulunya pergi mengabarkan injil harus mengalami situasi dan
kondisi demikian apakah kita tertantang untuk menjadi penerus kaum pietisme
membawa injil yang sudah mulai pudar disana.
B. Rumusan
Masalah
Dengan
melihat latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini ialah apa dan bagaimana implikasa/pengaruh pietisme pada
zaman modern ini?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini ialah untuk mendiskripsikan sejarah pietisme serta
implikasinya dalam dunia sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
gerakan Pietisme
Pada abad ke-18 timbullah dalam gereja-gereja protestan suatu
gerakan kebangunan rohani. Di Belanda dan Jerman gerakan ini disebut gerakan
pietisme, di Inggris dan Amerika namanya Revival. Baik pencerahan maupun
teologi gerejawi yang resmi dilawab oleh
gerakan ini. Bahkan penganut dari paham ini menganggap gereja-gereja seabagai “mati”. Pietisme dan
Revival tidak suka pada gereja rakyat (gereja suku) dan gereja Negara. Adapun
tokoh terkenal dari pietisme di Jerman dan
Belanda ialah August Herman dan Francke (1663-1727). August Hermann Francke lahir di Lubeck, dekat kota Hamburg pada tanggal
22 Maret 1663. Pada usia 16 tahun, ia masuk Universitas Erfurt dan memusatkan
diri pada studi logika dan metafisika. Akan tetapi, karena tidak menyukai
setuasi di kota Erfurt, Francke pun pindah ke Universitas Kiel dan di sana ia
belajar teologi, fisika, filsafat, dan sejarah. Ia juga sempat belajar bahasa
Ibrani dan Yunani di Hamburg sebelum akhirnya pada tahun 1684 masuk Universitas
Leipzig. Francke adalah seorang mahasiswa teologi yang gemilang, pada umur 24
tahun ia sudah menjadi guru besar di Universitas Leipzig. Pada 1687 Francke
bertobat. Menurut Francke, kehidupannya yang tampak berhasil itu sebenarnya
tidak berarti, sebab ia belum memiliki iman yang hidup. Penganut Pietisme dan
Revival kemudian memandang peristiwa pertobatan itu adalah sesuatu yang harus
dialami oleh seorang Kristen. Sejak pertobatannya itu, Francke kemudian
berkecimpung dalam lingkungan Spener, tokoh Pietisme yang banyak memberikan
pengaruh besar bagi Francke. Pada tanggal 7 Januari 1692, Francke tiba di Halle
dan menjadi guru besar di Universitas Halle. Halle kemudian menjadi salah satu
pusat pietisme hingga. Francke meninggal dunia pada tahun 1727.
Dan salah seorang murid Franke ialah Zinzendorf (1700-1760). Ia menjadi
pemimpin Herrnhut yang sangat giat dipekabaran injil. Pelopor revival adalah
John Wesley (1703-1791) iapun mengalami peristiwa pertobatan. Pada akhir
hidupnya ia mendirikan Gereja Metodhis.
Adapun menurut saya sebuah dampak
positif yang tak kalah pentingya dalam sejarah Gerja Umum ialah berkat usaha-usaha tokoh pietis dan metodis
gereja Protestan mengalami kebangunan Rohani. Kebanguna rohani memamfaatkan
kesempatan yang telah diciptakan oleh pencerahan. Pengaruhnya terasa dibidang
social juga pada pihak lain, orang dapat juga mengajukan sejumlah pertanyaan
kritis terhadap pietisme dan Revival.
B.
Pengaruh
Aliran Pietisme
Dampak Positif yang
ditimbulkan oleh aliran Pietisme ini adalah: Adanya Pekabaran injil yang dilakukan dalam rangka harapan kedatangan
kerajaan Allah, yang
dilakukan bersifat oikumenis, dimana ajaran yang dipegang sesuai dengan Alkitab dan pusat hidup adalah firman
Tuhan, Setia kepada Gereja, dan pola kesalehan sangat
ditanamkan dalam kehidupan kelompok-kelompok Kristen khhususnya pada diri
sendiri. Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh aliran pietisme ini adalah: Berpikir pada manusia
yang saleh itu adalah menjadi pusat hidup rohani yang menimbulkan rasa semangat fanatik dan sekte-sekte kecil dan menimbulkan
perpisahan-perpisahan jemaat yang berbeda aliran sehingga
terjadinya pertikaian.
C.
Pengaruh/Implikasi Pietisme Di Indonesia
Pengaruh dan implikasi
aliran pietisme di Indonesia ialah aliran ini melakukan misi pekabaran injil
dan medirikan beberapa Lembaga Pekabaran Injil. Badan Pekabaran Injil Yang Berkarya Di Indonesia Pietisme
masuk ke Indonesia melalui badan pekabaran Injil, diantarannya adalah:
·
NZG (Nederlandsche Zendeling
Genootschap)
NZG didirikan di Rotterdam tahun 1897. Badan ini tidak bertujuan untuk
membentuk gereja dalam perkabaran Injil. NZG berasal dari bermacam-macam
denominasi, sehingga NZG tidak mementingkan gerejanya sendiri. Badan ini
menekankan penanaman agama Kristen yang benar dan aktif dalam hati manusia.
Tujuan mereka adalah untuk mengkabarkan Injil kepada orang kafir. Badan ini
berpengaruh di berbagai daerah yang ada di Indonesia.
·
Pekabar-pekabar injil dengan
profesi tukang
Pekabar-pekabar Injil Tukang yang terkenal adalah
Gossner dari Jerman dan Heldring dari Belanda. Selama 10 tahun berhasil
mengirim kurang lebih 52 orang-orang pekabar injil yang tersebar di Jawa, Irian
Barat, Sangir dan Talaud. Mereka bergerak di bidang pelayanan sosial yang
berpusat di Eropa. Gossner adalah seorang yang saleh dan Kristus menjadi pusat
kehidupannya.
·
NZV (Nederlandsche Zendings Vereeninging)
Badan ini bekerja di Jawa Barat, warna teologi
badan ini bertentangan dengan teologi modern dan NZV lahir pada tahun
1858. Dan bagi mereka yang menjadi anggota NZV adalah mereka yang mengaku
Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, menyatakan bahwa tidak akan
bekerjasama dengan orang-orang yang menyagkal keillahian Kristus.
·
UZV (UntrescheZendings Vereeninging)
UZV dibentuk
oleh orang yang tidak setuju dengan golongan modern dan mereka sebenarnya
berasal dari golongan etis. Mereka lebih dekat dengan golongan ortodoks, tetapi
lebih sedikit fleksibel. Badan ini menekankan bahwa kebenaran harus dinyatakan
dalam seluruh perbuatan dan kepribadian.
·
Badan-badan Pekabaran Injil yang
memakai nama Gereformeerd
Badan ini mau menunjukkan bahwa mereka tetap berbegang pada ajaran calvin abad ke-16 dan 17. Badan ini terdiri dari 2 bagian yakni Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereeniging (NGZV), didirikan pada tanggal 6 Mei 1859 merupakan badan yang memisahkan dari NZG karena tidak setuju dengan unsur-unsur modern yang menyusup dalam tubuh NZG. Anggotanya terdiri dari orang-orang Hervormd yang pietis. Daerah yang mereka injili adalah Jawa Tengah dan Sumba.
Gereformeerde Zendings Vereeniging/ GZB (GZV) bekerja di daerah Toraja. Badan ini Meskipun berwarna pietis yang berasal dari ajaran Calvinis abad 16 dan 17, tetapi tidak termasuk ke dalam Zending Gereja-gereja Gereformerd.
Badan ini mau menunjukkan bahwa mereka tetap berbegang pada ajaran calvin abad ke-16 dan 17. Badan ini terdiri dari 2 bagian yakni Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereeniging (NGZV), didirikan pada tanggal 6 Mei 1859 merupakan badan yang memisahkan dari NZG karena tidak setuju dengan unsur-unsur modern yang menyusup dalam tubuh NZG. Anggotanya terdiri dari orang-orang Hervormd yang pietis. Daerah yang mereka injili adalah Jawa Tengah dan Sumba.
Gereformeerde Zendings Vereeniging/ GZB (GZV) bekerja di daerah Toraja. Badan ini Meskipun berwarna pietis yang berasal dari ajaran Calvinis abad 16 dan 17, tetapi tidak termasuk ke dalam Zending Gereja-gereja Gereformerd.
·
Badan-badan Pekabaran Injil
lain
Bassler Mission Gesselschaft (BMG), bersifat
antar-denominasi. Didalam badan ini ada unsur Lutheran dan Calvinis. Badan ini
bekerja di daerah Kalimantan Selatan Rheinische Mission Gesselschaft (RMG) juga bersifat antar-gereja. Sama seperti Bassler
Mission Gesselschaft, badan ini merupakan badan pekabaran Injil yang berasal
dari Jerman dan bekerja dalam lingkungan Uniert (gabungan antara Lutheran dan
Reformiert).
Berikut
merupakan bagan penyebaran Pietisme sampai ke Indonesia:
![]() |





BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dengan melihat aliran pietisme ini
penulis menyimpulkan bahwa ternyata dalam pekabaran injil aliran ini sangat
berkembang pesat dan suatu strategi yang digunakan ialah mendirikan berbagai
lembaga pekabarAn Injil. Implikasi dari pietisme ini sangat memberI dampak yang
sangat positif di Indonesia dimana gereja-gereja di Indonesia di dominasi oleh
hasil dari aliran pietisme ini, dan suatu ucapan terimah kasih dan syukur kita
bahwa seandainya mereka tidak datang kepada kita di Indonesia mungkin kita
tidak akan pernah tahu siapa Kristus itu.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini penulis
sangat mengharapkan bahwa apa respon kita terhadap misi mereka bagaimana kita
mengucap syukur kepadaTuhan lewat pengorbanan mereka. Dan tantangan kita ialah
apakah kita mau meneruskan misi mereka untuk membawa Kabar Sukacita kepada
semua orang sperti apa yang telah mereka lakukan terhadap kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Alkitab
Terjemahan Baru, Lembaga Alkitab Indonesia(LAI)
Van den End Th, Harta Dalam Bejana Sejarah Gereja Ringkas,
Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2011.
De Jonge Chr, Aritonang Jan, Apa Dan
Bagaimana Gereja Pengantar Sejarah Eklesiologi,
Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2015.
McGrath Alister E., Sejarah pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.